Friday, December 4, 2009

DESA_KOTA

Salah satu masalah pembangunan terutama bagi negara sedang berkembang adalah
polarisasi desa-kota.Peranan perkotaan atas perdesaan dipertanyakan, apakah sebagai pendorong pertumbuhan ataukah lebih bersifat sebagai parasit. Disamping akibat berbagai keterbatasan kapasitas sumberdaya pada dasarnya kemiskinan dan keterbelakangan kawasan pedesaan bukanlah semata-mata terisolasinya kawasan desa ke kota melainkan juga akibat bentuk dan sistem keterkaitan desa dengan kota yang cenderung mengarah pada hubungan eksploitatif.

Desa-desa yang memiliki kedekatan dan keterkaitan yang tinggi dengan perkotaan
tidak otomatis diiringi peningkatan aksesibilitas masyarakat desa ke sumberdaya ekonomi perkotaan. Sebaliknya adalah meningkatnya potensi masyarakat perkotaan dalam memanfaatkan dan mengeksploitasi sumberdaya perdesaan. Sumber daya eksploitasi. Perdesaan juga terjebak pada spesialisasi satu komoditas pertanian sumber daya. Masalah buruknya sistem keterkaitan perkotaan dan perdesaan sebenarnya bukan lah masalah yang berskala lokal atau nasional saja tetapi memiliki perspektif global.
Dengan demikian permasalahan keterkaitan kota dan desa tidak terlepas dari struktur ekonomi global yang cenderung mempertahankan kemiskinan dan keterbelakangan di pedesaan.

Masalah polarisasi desa-kota tidak selalu dipandang secara pesimistik, karena terdapat pula pandangan yang menyatakan bahwa adanya efek dari urbanisasi hanya akan
berlangsung singkat dan terjadi pada tahap awal pembangunan saja. Karena semakin matangnya sistem perencanaan pembangunan antarwilayah, kebijakan pembangunan akan semakin diarahkan pada upaya menurunkan polarisasi pembangunan sebagaimana terjadi di Asia Timur. Tetapi ini tidak terjadi secara mulus di sebagian besar negara berkembang. Berbagai bukti memperjelas, pertumbuhan ekonomi di berbagai negara
berkembang dengan adanya peningkatan GNP dan GNP per kapita tidak selalu diikuti suatu kematangan yang menurunkan kesenjangan.

Migrasi horizontal dalam bentuk mobilisasi sumberdaya adalah bentuk respon dari
masyarakat karena adanya ekspektasi yang akan meningkatkan kesejahteraan para urban dan kota sangat aktrktif akibat konsentrasi pertumbuhan yang secara spasial hanya terbatas di kota-kota metropolitan utama saja sehingga menyebabkan kapasitas kota dalam menampung dan menyediakan lapangan kerja. Fasilitas dan berbagai bentuk pelayanan menjadi terbatas, terjadi over-urbanization yakni laju proses urbanisasi melebihi kapasitas kota penampungnya. Munculah penyakit urbanisasi (kongesti, pencemaran hebat, pemukiman kumuh, malnutrisi dan kriminalitas). Ini akan menurunkan produktivitas masyarakat perkotaan dan akhirnya kota dan desa terjebak dalam hubungan yang saling memperlemah, bukannya hubungan yang saling memperkuat.

No comments: